Senin, 15 Desember 2008

BALADA KARIR SEORANG ARSITEK


ini adalah kisah perjalanan karir seorang sarjana arsitektur. Dia mempunyai cita cita menjadi Arsitek Ternama, di Jakarta dan Kaya. Ketika saatnya tiba, dia berjuang keras mewujudkan impiannya untuk masuk jurusan Arsitektur melalui berbagai testing masuk perguruan tinggi. Impian Terwujud, ketia Ia diterima di perguruan tinggi favoritnya. Prestasinya semasa kuliah cukup menonjol, terutama dalam memahami teori teori arsitektur dan studio perancangan. Hingga kurang dari lima tahun, berkat semangat dan bakat yang dimiliknya, ia dinyatakan lulus menjadi ARSITEK, dengan nilai yang sangat memuaskan. dari sinilah kisah keprofesiannya berawal dan dijajal. dengan bangga dia sekarang merasa akan menjadi Arsitek.. AKU SEORANG ARSITEK.



dengan berbekal ijazah barunya, Sang Arsitek muda ini melamar ke berbagai biro konsultan. mulai dari yang terkecil hingga yang terbesar,.. sayangnya tidak sesuai dengan kuliahnya; sudah hampir setahun menunggu tidak ada satupun lamarannya yang gol,. kebanyakan biro biro tersebut mensyaratkan pengalaman minimal dua tahun tanpa memberi kesempatan untuk menguji kemampuannya "oh,. nasib seorang pemula" pikirnya.. apa yang sebenarnya menjadi hambatan ??? TANYAKEN-APA?.. kurang pengalaman atau kurang koneksi?,... O ya,mungkin ketenaga kerjaan kita memang harus punya KONEKSI (Nepotisme, istilah kerennya)... dari pemikiran itulah, ia akhirnya menghubungi kakak kakak kelasnya yang sudah lebih dulu bekerja,. ternyata benar juga, ada kakak kelas yang bekerja pada biro konsultan yang sedang butuh drafter(tukang gambar)...drafter?? pikirnya,.. "wah,.. sayang ijazahnya dong?..pikirnya,.. tetapi setelah dipikir pikir lagi, daripada nganggur lebih baik dicoba dulu,. berkat rekomendasi kakak kelasnya,. ia mulai bekerja sebagai Drafter dengan gaji pas pasan,... karena semangat dan hhasil kerjanya, setapak demi setapakkarirnya naik menjadi Junior Arsitek meskipun dengan gaji yang naik sedikit di atas Drafter.,.. yang penting saat ini baginya adalah mencari pengalaman kerja, tidak sekedar untuk melamar di tempat lain, tetapi untuk lebih mengenal dunia Profesi Arsitek.. baik pengetahuan keteknikan, kebiroan maupun keorganisasian.



lima tahun sudah ia bekerja pada biro konsultan tersebut,. masih dengan gaji yang pas pasan padahal tanggung jawabnya terus bertambah; dengan proyek mulai rumah tinggal, perkantoran sampai Mall; baik proyek proyek milik swasta maupun gedung gedung milik negara,.namun demikian kewenangannya masih sebatas produksi gambar kerja saja, bwlum diberi kesempatan menuangkan gagasan (ide) dan konsep perancangan,..karena hal itu masih menjadi porsi bos - bos atasannya saja yang notabene rancangannya (desain) sebatas cari selamat, tunduk pada peraturan dan hanya mengekor pada trend mode serta permintaan pemberi tugas,..tidak lebih dari PENJAHIT pakaian,. bukan PERANCANG... memang ada segi positifnya, yakni ilmu detail bangunannya lumayan bertambah,.. tapi apa ya mentok begini terus karirnya? ditinjau dari pengalaman dan pendapatanyya,sepertinya pesimis untuk meningkat.. timbul pertanyaan "apa ya begini nasib arsitek karyawan biro konsultan?" kapan cita cita untuk menjadi Arsitek ternama dan kaya (setidaknya hidup layak) bisa terwujud?... namanya yang tercantum pada gambar kerja ternyata hanyalah formalitas (mengingat ia sudah punya SIBP dan menjadi anggota IAI tentunya).. tapi dari segi proyek yang namanya fee Arsitek bila dihitung pakai standart IAI ataupun Billing rate standart buku birunya Dep. PU cukup lumayan, tapi gaji kok belum bisa dikatakan punya nilai lebih ya? ... TANYAKEN-APA?.. ia belum berani untuk demo protes seperti aksi buruh, karena belum cukup tahu seluk beluk bisnis konsultan dan belum punya bargaining power. yang dia tahu hanya sebatas gambar bestek dan gambar presentasi,. karena semasa kuliah belum pernah ada mata kuliah bisnis konsultan arsitekstur yang mempelajari bisnis manajemen konsultan, ketenagakerjaan,. pemasaran,. tender proyek,. pengelolaan proyek dan peraturan perundangan tentang jasa konstruksi

untunglah kecintaannya pada profesi menjadikannya tetap semangat dan tidak mengurangi kualitas kerja,. Justru dia terpacu untuk terus belajar dan memperkaya pengalaman, pengetahuan dan keterampilan komputerisasi perancangan,. terutama untuk memaksimalkan presentasi rancangannya,.. alhasil, ada saja teman, kerabat maupun kenalan yang memberi pekerjaan perancangan diluar jam kerja (moon lighting istilah kerennya).. lumayan, selain menambah pendapatan,. juga menjadi sarana belajar bisnis pemasaran melalui karya karyanya.. Akhirnya, tibalah saatnya dimana pekerjaan moonlightingnya justru lebih ramai dan menghasilkan pendapatan yang melebihi gajinya... sudah barang tentu,. sebgaai dampaknya dia kehabisan waktu dan tenaga,. karena siang dan malam terus bekerja.. yang ditakutkan bukan saja kesehatannya,. tetapi hasil kerjanya bisa bisa kurang maksimal,.. inilah yang membuka wawasannya untuk mulai berpikir mandiri,dan menciptakan lapangan kerja sendiri,.. bukan semata mata ingin pendapatan lebih tetapi karena profesi ini tidak bisa dilakukan setengah setenagh kalau ingin maksimal,.. artinya,. dia harus memilih antara jadi pegawai atau menjadi arsitek mandiri,.. Sampailah ia pada keputusan nekad untuk mengundurkan diri pada perusahaan dimana ia bekerja dan bergabung dengan teman seprofesi yang menajaknya untuk membentuk studio Arsitek (karena belum bisa disebut sebagai biro konsultan).. kenapa hanya studio?kok tidak langsung sekalian bikin PT / Badan hukum, kan lebih keren?..keputusan ini bukan tanpa alasan, atau takut, tapi ada berbagai pertimbangan yang mendasai,. yaitu,.

1. ibarat rumah tangga,. perlu waktu berpacaran sebelum menikah,.. artinya,perlu waktu bagi Partnership untuk saling menyesuaikan dan saling mengisi, apakah dengan si Partner bisa bekerja sama dan bersinergi.. disini perlu adanya keterbukaan saling percaya dan seirama dalam bekerja,.. daripada cerai setelah menikah, atau PT bubar jalan

2. bila menikah menjadi suatu badan hukum,. masing masing punya posisi siapa yang menjadi suami dan siapa yang menjadi istri,. suami adalah pengendali dan pencari proyek,. dan si Istri didapur, mengelola masakan berupa produk-produk jasa perancangan,. itu kalau sudah saling cocok dan mantap
3. Asset tenaga pasukan dan alat/modal untuk bekerja diibaratkan anak yang kelak akan terus berkembang,. bahkan mewarisi atau menggantikan posisi bila telah tiba waktunya.

Untunglah ,. ia punya partner yang lincah dan pandau "bergaul",. meskipun tidak begitu ahli di "dapur".. mulai proyek rumah tinggal, interior, proyek gedung gedung swasta, rumah ibadah sampai proyek gedung negara yang dibiayai DIP bisa diraih,...caranya? ya win win solution,. artinya semua senang, si peng hubung senang,. pemberi tugas senang,. si penghubung senang,. pengelola proyek senang,. dan yang terutama dapur tetap ngebul walau tidak terlalu tebal,. artinya,ia harus merelakan sebagian feenya untuk biaya win win solution,.. ini hanyalah sedikit pengalaman, satu dari sekian banyak arsitek di negeri ini... kalau yang lain gimana?

1 komentar:

SDN CILEGON 07 mengatakan...

fdfgasdfgasdgadfg